Allah Ta'ala berfirman:
شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ وَالْمَلَائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ
"Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah). Yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu)..." (QS. Ali Imran: 18)
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepada Abdullah bin Mas’ud
radhiyallahu ‘anh:
يَا ابْنَ مَسْعُوْدٍ، جُلُوْسُكَ سَاعَةً فِيْ مَجْلِسِ الْعِلْمِ، لاَ
تَمَسُّ قَلَمًا، وَلَا تَكْتُبُ حَرْفًا خَيْرٌ لَكَ مِنْ عِتْقِ أَلْفِ
رَقَبَةٍ، وَنَظَرُكَ إِلَى وَجْهِ الْعَالِمِ خَيْرٌ لَكَ مِنْ أَلْفِ فَرَسٍ
تَصَدَّقْتَ بِهَا فِيْ سَبِيْلِ اللهِ، وَسَلَامُكَ عَلَى الْعَالِمِ خَيْرٌ لَكَ
مِنْ عِبَادَةِ أَلْفِ سَنَةٍ
Maksudnya, bahwa menuntut ilmu di majelis ilmu satu jam
pada waktu malam atau siang tanpa membawa pena dan sama sekali tidak mencatat
apa yang diajarkan adalah lebih baik pahalanya daripada memerdekakan seribu
orang budak atau hamba sahaya. Kemudian memandang wajah orang alim karena rasa
cinta adalah lebih baik daripada menyedekahkan seribu ekor kuda di jalan Allah
untuk berjihad melawan orang-orang kafir dalam menegakkan agama Allah Ta’ala.
Dan mengucapkan salam untuk orang alim adalah lebih baik daripada beribadah
seribu tahun. Demikianlah yang disebutkan oleh al-Hafizh al-Munzhiri dalam Durratul
Yatimah.
Dan disebutkan oleh Umar bin Khatthab radhiyallahu ‘anh
bahwa ia pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَنْ مَشَى إِلَى حَلقةِ عَالِمٍ كَانَ لَهُ بِكُلِّ خُطْوَةٍ مِائَةُ
حَسَنَةٍ، فَإِذَا جَلَسَ عِنْدَهُ وَاسْتَمَعَ مَا يَقُوْلُ كَانَ لَهُ بِكُلِّ
كَلِمَةٍ حَسَنَة
“Barangsiapa yang berjalan menuju halaqah (pengajian)
orang alim, maka ia memperoleh pahala setiap satu langkah seratus kebaikan.
Apabila ia duduk di sisinya dan mendengarkan apa yang diucapkannya, maka
baginya pahala dari setiap kalimat satu kebaikan.”
Demikian disebutkan oleh Imam an-Nawawi dalam Riyadhus
Shalihin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar