Senin, 06 Maret 2023

Keshahihan Dalil Malam Nishfu Sya’ban

Hadits Pertama:

عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : يَطْلُعُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلَى خَلْقِهِ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِجَمِيعِ خَلْقِهِ إِلا لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ

Dari Mu’adz bin Jabal, “Rasulullah Saw bersabda, “Sesungguhnya Allah Swt memperhatikan hambaNya (dengan penuh rahmat) pada malam Nishfu Sya’ban, kemudian Ia akan mengampuni semua makhluk-Nya kecuali orang musyrik dan musyahin (orang munafik yang menebar kebencian antar sesama umat Islam)”. (HR Thabrani fi Al Kabir no 16639, Daruquthni fi Al Nuzul 68, Ibnu Majah no 1380, Ibnu Hibban no 5757, Ibnu Abi Syaibah no 150, Al Baihaqi fi Syu’ab al Iman no 6352, dan Al Bazzar fi Al Musnad 2389. Peneliti hadits Al Haitsami menilai para perawi hadits ini sebagai orang-orang yang terpercaya. Majma’ Al Zawaid 3/395)

قَالَ الأ البَانِي فِِي "السِّلْسِلَةِ الصحِيْحَةِ" 3 / 135 : حَدِيْثٌ صَحِيْحٌ، رُوِيَ عَنْ جماعَةٍ مِنَ الصحَابَةِ مِنْ طُرُقٍ مُختَلِفَةٍ يَشُدُّ بَعْضُهَا بَعْضًا وَهُمْ مُعَاذُ بْنُ جَبَلٍ وَأَبو ثَعْلَبَةَ الخُشَنِِي وَعَبْدُ اللهِ بْنُ عَمْرٍو وَأَبو مُوْسَى الأشْعَرِي وَأَبو هُرَيْرَةَ وَأَبو بَكْرِ الصِّدِّيْقُ وَعَوْفُ بْنُ مَالِكٍ وَعَائِشَة

Albani berkata: “Ini adalah hadits shahih. Diriwayatkan dari banyak sahabat dengan jalur riwayat yang berbeda-beda, yang saling menguatkan. Mereka adalah Muadz bin Jabal, Abu Tsa’labah al-Khusyani, Abdullah bin Amr, Abu Musa al-Asy’ari, Abu Hurairah, Abu Bakar ash-Shiddiq, Auf bin Malik dan Aisyah” (as-Silsilah ash-Shahihah 3/135)

Hadits Kedua:

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اِن اللهَ تَعَالََى يَدْنُوْ مِنْ خَلْقِهِ فَيَغْفِرُ لِمَنِ اسْتَغْفَرَ الا الْبَغِيَّ بِفَرْجِهَا وَالْعَشَّارَ (رواه الطبراني فِي الكبير وابن عدي عن عثمان بن أبِي العاص وقال الشيخ المناوي ورجاله ثقات اه التيسير بشرح الجامع الصغير 1 / 551

"Rasulullah Saw bersabda, “Sesungguhnya (rahmat) Allah Swt mendekat kepada hambaNya (di malam Nishfu Sya'ban), maka mengampuni orang yang meminta ampunan, kecuali pelacur dan penarik pajak." (HR al-Thabrani dalam al-Kabir dan Ibnu 'Adi dari Utsman bin Abi al-'Ash. Syaikh al-Munawi berkata: Perawinya terpercaya. Baca Syarah al-Jami' ash-Shaghir 1/551)

Hadits Ketiga:

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَنْزِلُ اللهُ تَعَالََى لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ  فَيَغْفِرُ لِكُلِّ نَفْسٍ إِلا إِنْسَانًَ  فِي قَلْبِهِ شَحْنَاءُ أَوْ مُشْرِكًا بِِاللهِ عَز وَجَل (قال الحافظ ابن حجر هذا حديث حسن أخرجه الدارقطنِي فِي كتاب السنة عن عبد الله بن سليمان على الموافقة وأخرجه ابن خزيمة فِي كتاب التوحيد عن أحمد بن عبد الرحمن بن وهب عن عمه اه الامالي 122

“Rasulullah Saw bersabda: “(Rahmat) Allah Swt turun di malam Nishfu Sya’ban, maka Allah akan mengampuni semua orang kecuali orang yang di dalam hatinya ada kebencian kepada saudaranya dan orang yang menyekutukan Allah." (al-Hafidz Ibnu Hajar berkata: "Hadits ini hasan. Diriwayatkan oleh Daruquthni dalam as-Sunnah dan Ibnu Khuzaimah dalam at-Tauhid, Baca al-Amali 122)

Al-Hafidz Ibnu Hajar juga meriwayatkan hadits yang hampir senada dari Katsir bin Murrah:

عَنْ كَثِيْرِ بْنِ مُرَّةَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ رَبَّكُمْ يَطَّلِعُ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ إِلََى خَلْقِهِ فَيَغْفِرُ لَهُمْ كُلِّهِمْ اِلاَّ  أَنْ يَكُوْنَ مُشْرِكًا أَوْ مُصَارِمًا (المطالب العالية للحافظ ابن حجر العسقلاني 3 / 424

Dari Katsir bin Murrah bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Sesungguhnya Tuhan kalian melihat di malam Nishfu Sya’ban kepada hamban-Nya, maka Ia memberi ampunan kepada mereka semuanya kecuali orang yang menyekutukan Allah dan memutus kekerabatan.” (Al-Mathalib Al-Aliyah 3/242)

Kesimpulan Hadits Malam Nishfu Sya’ban

فَهَذِهِ الأحَادِيثُ بِمَجْمُوعِهَا حُجَّةٌ عَلَى مَنْ زَعَمَ أَنَّهُ لَمْ يَثْبُتْ فِِي فَضِيْلَةِ لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ شَيْءٌ، وَاللهُ تَعَالَى أَعْلَمُ. تحفة الْحوذي شرح سنن الترمذي ج 2 ص 277

“Hadits-hadits di atas secara keseluruhan merupakan sebuah hujjah yang membantah anggapan sebagian ulama yang berpendapat bahwa tidak ada satupun dalil kuat yang menjelaskan tentang keutamaan malam nishfu Sya’ban”. (Syekh Al-Mubarkfuri, Tuhfah al-Ahwadzi Syarh Sunan al-Tirmidzi, II/277)

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar