Selasa, 22 November 2022

Shalat Sunnah Qabliyyah Jumat

Shalat sunnah qabliyyah adalah shalat sunnah yang dikerjakan sebelum shalat fardhu. Karena shalat Jumat merupakan shalat fatdhu, maka disunnahkan juga melakukan shalat qabliyyah. Ada banyak hadits yang menjelaskan kesunnahan ini. Di antaranya adalah sabda Rasulullah Saw kepada seseorang yang datang ke masjid pada saat beliau sedang berkhutbah.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ جَاءَ سُلَيْكٌ الْغَطَفَانِيُّ وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْطُبُ فَقَالَ لَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَصَلَّيْتَ رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ أَنْ تَجِيءَ قَالَ لاَ قَالَ فَصَلِّ رَكْعَتَيْنِ وَتَجَوَّزْ فِيْهِمَا - رواه ابن ماجه

Dari Abu Hurairah ra, ia berkata, “Sulaik al-Ghathafani masuk ke dalam masjid sementara Rasulullah Saw sedang berkhutbah. Lalu Nabi Saw bersabda bertanya kepadanya, “Apakah engkau telah melaksanakan shalat sebelum engkau datang ke sini?” Ia berkata, “Belum.” Beliau kemudian bersabda, “Shalatlah dua rakaat dan ringankanlah.” (HR Ibn Majah).

Menanggapi hadits ini, Imam Syaukani berkata:

وَرِجَالُ اِسْنَادِهِ ثِقَاتٌ. وَقَوْلُهُ "قَبْلَ اَنْ تَجِيْءَ" يَدُلُّ عَلَى اَنَّ هَاتَيْنَ الرَّكْعَتَيْنِ سُنَّةٌ لِلْجُمُعَةِ قَبْلَهَا وَلَيْسَتَا تَحِيَّةً لِلْمَسْجِدِ. حَدِيْثُ ابْنِ مَاجَه هَذَا كَمَا قَالَ الْمُصَنِّفُ (ابن تيمية) وَصَحَّحَهُ الْعِرَاقِيُّ وَقَدْ اَخْرَجَهُ اَيْضًا اَبُو دَاوُدَ مِنْ حَدِيْثِ اَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ وَالْبُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ مِنْ حَدِيْثِ جَابِرٍ

“Adapun rijal (urutan orang-orang yang merawikan hadits) yang berada pada sanad hadits ini adalah orang-orang yang dapat dipercaya (tsiqah). Sabda Nabi Saw, “Sebelym kamu datang” menunjukkan bahwa yang dimaksud dengan dua rakaat itu adalah shalat sunnah sebelum Jumat, bukan shalat sunnah tahiyyah al-masjid. Hadits riwayat Ibn Majah ini, sebagaimana yang dikatakan oleh Ibn Taimiyah dan dishahihkan oleh al-Iraqi, juga ditakhrij oleh Abu Dawud dari hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah dan oleh Imam al-Bukhari dan Muslim dari hadits Jabir.” (Nail al-Awthar, Juz 3/318).

Hadits lainnya adalah:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ اغْتَسَلَ ثُمَّ أَتَى الْجُمُعَةَ فَصَلَّى مَا قُدِّرَ لَهُ ثُمَّ أَنْصَتَ حَتَّى يَفْرُغَ مِنْ خُطْبَتِهِ ثُمَّ يُصَلِّي مَعَهُ غُفِرَ لَهُ مَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْجُمُعَةِ الْأُخْرَى وَفَضْلُ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ - رواه مسلم

Dari Abu Hurairah dari Nabi Saw, beliau bersabda, “Barangsiapa yang mandi kemudian mendatangi Jumat, lalu ia shalat semampunya dan diam (mendengarkan khutbah) hingga selesai, kemudian ia lanjutkan dengan shalat bersama imam, maka ia akan diampuni (dosa-dosa yang dilakukannya) antara hari itu dan hari jum'at yang lain. Dan bahkan hingga lebih tiga hari.” (HR Muslim).

عَنْ نَافِعٍ قَالَ كَانَ ابْنُ عُمَرَ يُطِيلُ الصَّلَاةَ قَبْلَ الْجُمُعَةِ وَيُصَلِّي بَعْدَهَا رَكْعَتَيْنِ فِي بَيْتِهِ وَيُحَدِّثُ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَفْعَلُ ذَلِكَ

Dari Nafi' dia berkata, “Ibn Umar biasa memanjangkan shalatnya sebelum (shalat) Jumat, dan shalat (sunnah) setelahnya dua rakaat di rumahnya. Dia mengatakan bahwa Rasulullah Saw juga melakukan yang demikian itu.” (HR Abu Dawud).

Mengomentari dua hadits ini, Imam Syaukani berkata:

وَالْحَدِيْثَانِ يَدُلَّانِ عَلَى مَشْرُوْعِيَّةِ الصَّلَاةِ قَبْلَ الْجُمُعَةِ

“Dua hadits ini menunjukkan atas disyariatkannya shalat sebelum Jumat.” (Nail al-Awthar, Juz 4/313).

Bertolak dari dalil-dalil di atas, maka shalat sunnah qabliyyah Jumat juga diperintahkan untuk dikerjakan. Demikian. Semoga bermanfaat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar