Minggu, 10 Juli 2022

Hawa Nafsu dan Akal

Imam Syafi’i bersenandung dengan syairnya:

إِذَا حَارَ أَمْرُكَ فِيْ مَعْنَيَيْنِ # وَلَمْ تَدْرِ حَيْثُ الْخَطَا وَالصَّوَابُ

فَخَالِفْ حَوَاكَ فَإِنَّ الْحَوَى # يَقُوْدُ النُّفُسَ إِلَى مَا يُعَابُ 

Apabila kamu dibingungkan mengenai suatu persoalan yang memiliki dua akibat,

dan kamu tidak bisa melihat dengan jernih antara yang salah dan yang benar,

maka berpalinglah kamu dari bisikan-bisikan hawa nafsumu,

sebab ia hanya akan menjerumuskan jiwamu pada keburukan.

(Mukasyafat al-Qulub)

Keterangan:

Al-Qur’an telah melarang manusia untuk mengikuti hawa nafsu. Allah Swt berfirman:

وَلَا تَتَّبِعِ الْهَوَى

“Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu...” (QS. Shaad [38]: 26)

Memang, hawa nafsu akan memalingkan manusia dari suatu kebenaran kepada sesuatu yang diinginkan semata. Oleh karena itu, sebelum bertindak seyogianya manusia harus mempertimbangkan segala sesuatunya melalui akal dan mengesampingkan bisikan-bisikan hawa nafsunya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar