Jumat, 23 Juni 2023

Mengapa Disebut Tarwiyah?

Sebagian orang bertanya-tanya, mengapa tanggal 8 Dzulhijjah disebut dengan istilah hari tarwiyah, dan puasa pada hari itu disebut puasa tarwiyah?

Untuk memahami hal itu, ada baiknya kita ketahui dulu arti kata “tarwiyyah” (تروية) itu sendiri. Dalam bahasa Arab, “tarwiyyah”  berasal dari fi’il rawa-yarwi (روى) yang memiliki sejumlah arti, di antaranya (1). menceritakan, meriwayatkan, mengisahkan, menarasikan; (2). memancarkan, melewatkan, mengantarkan; (3). mengairi, memberi minum. 

Dalam kitab al-Mughni (3/249), Imam Ibnu Qudamah menjelaskan apa sebab dinamakan hari ke-8 bulan Dzulhijjah itu disebut hari Tarwiyah. Setidaknya, menurut beliau, ada dua alasannya: 

Pertama:

Pada hari ke-8 itu para haji setelah berihram, mereka menuju Mina untuk bermalam yang keesokan harinya mereka menuju Arafah. Nah. ketika di Mina itu para haji (seperti yang dikatakan Ibnu Qudamah) menyiapkan air sebagai bekal untuk berwukuf di padang Arafah keesokan harinya. Menyiapkan air itu diistilahkan dengan Yatarawwauna (يتروون). Karena inilah hari ke-8 itu dinamakan hari Tarwiyyah. Karena kata Yatarawwauna (يتروون) itu mempunyai asal kata yang sama dengan Tarwiyah.

Kedua:

Pada malam hari Tarwiyyah itu Nabi Ibrahim as mendapatkan mimpi pertama kali dari Allah untuk menyembelih anaknya, Ismail as. Ketika mendapat mimpi itu, diriwayatkan bahwa beliau “bertanya-tanya/memikirkan” kepada dirinya, apakah itu mimpi dari Allah atau dari setan? “Bertanya-tanya/memikirkan” itu diistilahkan dengan bahasa “Yurawwi” (يروي), dan itulah alasannya mengapa dinamakan hari itu sebagai hari Tarwiyyah.

Dan ketika mimpi itu datang untuk kedua kalinya di malam hari Arafah, Nabi Ibrahim akhirnya yakin kalau khabar itu berasal dari Allah swt. Dan yakin berarti adanya pengetahuan, pengetahuan dalam bahasa Arab disebut dengan kata “Arafa” (عرف). Karena itulah hari ke-9 dinamakan hari Arafah (عرفة).

Wallahu A’lam

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar