Selasa, 06 September 2022

I'tidal

Setelah sempurna melakukan ruku' kemudian melakukan i'tidal. Berdiri kembali pada posisi semula seraya mengangkat kedua tangan dan mengucapkan: 

سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ

[Sami'allaahu liman hamidah] 

"Allah Maha Mendengar kepada semua orang yang memuji-Nya."

عَنْ أَبِي حَمِيْدٍ السَّاعِدِي قَالَ وَهُوَ يَصِفُ صَلاَةَ رَسُوْلِ اللهِ فَإِذَا رَفَعَ اسْتَوَى حَتَّى يَعُوْدَ كُلُّ فَقَارٍ مَكَانَهُ - رواه البخاري

"Dari Abu Hamid al-Sa'idi, ia menggambarkan shalat Rasulullah Saw, jika bangun, beliau tegak lurus sampai setiap tulang kembali kepada tempatnya." (Shahih al-Bukhari, Juz I, halaman 284 [794]).

Pada saat tegak berdiri, kedua tangan dalam posisi lurus ke bawah. Tidak boleh digoyang-goyangkan. Tidak pula dengan bersedekap. Sayyidina Ali ra sebagai salah satu sahabat terdekat dan banyak mengetahui shalat Nabi Saw hanya bersedekap ketika berdiri sampai melaksanakan ruku'.

عَنْ عَلِيِّ أَنَّهُ كَانَ إِذَا قَامَ إِلَى الصَّلاَةِ وَضَعَ يَمِيْنَهُ عَلَى رُسْغِهِ فَلاَ يَزَالُ كَذَلِكَ حَتَّى يَرْكَعَ إِلاَّ أَنْ يُصْلِحَ ثَوْبًا وَلِحَكِّ جَسَدِهِ - رواه ابن ابي شيبة في المصنف

"Dari Ali ra, sesungguhnya ketika beliau melaksanakan shalat meletakkan tangan kanan di atas pergelangannya. Dan hal itu terus dilakukan hingga beliau ruku' atau untuk memperbaiki pakaian serta menggaruk badannya." (Mushannaf Ibn Abi Syaibah, Juz II, halaman 255).

Kata-kata hingga beliau ruku menunjukkan bahwa sampai batas itulah bersedekap yang dianjurkan di dalam shalat. Sedangkan pada saat i'tidal tidak disunnahkan bersedekap, karena tidak ada dalil yang menunjukkan kesunnahan bersedekap ketika i'tidal. Bahkan tidak ada satu pun riwayat dari para sahabat bahwa Rasulullah Saw pernah bersedekap pada saat i'tidal. Hal ini menunjukkan bahwa bersedekap pada saat i'tidal itu tidak sunnah.

Setelah berdiri sempurna sunnah mengucapkan doa sebagai berikut:

رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ مِلْءُ السَّمَاوَاتِ وَمِلْءُ اْلأَرْضِ وَمِلْءُ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ

[Rabbanaa lakal hamdu mil-us samaawaati wa mil-ul ardhi wamil-u maa syi'ta min syai-in ba'du]

"Tuhan kami, bagimu semua pujian sepenuh langit, bumi dan segala sesuatu yang Engkau kehendaki setelah itu."

Imam al-Ghazali menjelaskan:

ثُمَّ ارْفَعْ رَأْسَكَ حَتَّى تَعْتَدِلَ قَائِمًا وَارْفَعْ يَدَيْكَ قَائِلاً سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ فَإِذَا اسْتَوَيْتَ قَائِمًا فَقُلْ رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ مِلْءُ السَّمَاوَاتِ وَمِلْءُ اْلأَرْضِ وَمِلْءُ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ - بداية الهداية : ٤٨ - ٤٩  

"Kemudian angkatlah kepalamu hingga engkau tegak berdiri. Angkatlah kedua tanganmu seraya membaca: "Sami'allaahu liman hamidah" (Allah Swt Maha Mendengar kepada semua orang yang memuji-Nya). Dan ketika telah tegak berdiri, bacalah: "Rabbanaa lakal hamdu mil-us samaawaati wa mil-ul ardhi wamil-u maa syi'ta min syai-in ba'du" (Tuhan kami, bagimu semua pujian sepenuh langit, bumi dan segala sesuatu yang Engkau kehendaki setelah itu). (Bidayah al-Hidayah: 48-49).

Penjelasan yang disampaikan oleh Imam al-Ghazali ini merupakan penjabaran dari hadits Nabi Saw:

عَنِ ابْنِ أَبِي أَوْفَى قَالَ كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا رَفَعَ ظَهْرَهُ مِنَ الرُّكُوْعِ قَالَ سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ اللهم رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ مِلْءُ السَّمَاوَاتِ وَمِلْءُ اْلأَرْضِ وَمِلْءُ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ - رواه مسلم

"Dari Ibn Abi Awfa ia berkata bahwa Rasulullah Saw ketika berdiri dari ruku' membaca: "Sami'allaahu liman hamidah. Allaahumma rabbanaa lakal hamdu mil-us samaawaati wa mil-ul ardhi wa mil-u maa syi'ta min syai-in ba'du (Ya Allah, Tuhan kami, bagimu semua pujian sepenuh langit, bumi dan segala sesuatu yang Engkau kehendaki setelah itu)." (Shahih Muslim, Juz I, halaman 364 [202]).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar